ORBITINDONESIA.COM -- China pada Senin, 26 Mei 2025 mengeluarkan sebuah rencana aksi untuk mempercepat pengembangan rantai pasokan digital dan cerdas sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memodernisasi rantai pasokan tersebut.

Rencana aksi tersebut, yang dikeluarkan bersama oleh Kementerian Perdagangan China dan tujuh departemen lainnya, mendorong pemanfaatan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), Internet of Things (IoT), dan blockchain guna mempercepat digitalisasi, pencerdasan, dan visualisasi rantai pasokan.

Rencana tersebut bertujuan untuk meningkatkan rantai pasokan di sektor pertanian, mengembangkan rantai pasokan manufaktur cerdas, memperkuat integrasi rantai pasokan di sektor grosir, mengoptimalkan rantai pasokan retail, serta mengurangi biaya logistik, menurut kementerian China tersebut.

Baca Juga: Gaduh Ijazah Palsu dan Demokrasi Digital

Rencana itu muncul seiring dengan upaya China yang semakin intensif dalam menyempurnakan sistem guna memperkuat ketahanan dan keamanan industri dan rantai pasokan, mendorong integrasi penuh antara ekonomi riil dan ekonomi digital, serta mendorong perusahaan agar menerapkan teknologi digital dan teknologi cerdas untuk mentransformasi dan memutakhirkan industri tradisional.

Rencana tersebut bertujuan untuk menciptakan model-model yang dapat direplikasi dalam pengembangan rantai pasokan digital dan cerdas, dengan sistem yang terintegrasi secara mendalam, bersifat cerdas, serta beroperasi secara mandiri di berbagai industri dan bidang-bidang utama di China pada 2030.

Selain itu, rencana tersebut juga menargetkan pengembangan sekitar 100 perusahaan nasional terkemuka di sektor rantai pasokan digital dan cerdas pada 2030.***