DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Panas Ekstrem Jadi Pemicu Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatra Selatan

image
Pemprov Sumatra Selatan meminta tambahan helikopter untuk pemadaman kebakaran lahan dari udara (water bombing). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc)

ORBITINDONESIA.COM - Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatra menyebutkan, panas ekstrem menjadi pemicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel).

Kepala BPPIKHL Wilayah Sumatra, Ferdian Kristanto di Palembang, Jumat, 1 November 2024 mengatakan, saat ini terjadi kebakaran hutan dan lahan Di pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Gelumbang, Muara Enim, Sumatra Selatan.

Ia menjelaskan, kondisi penanganan kebakaran hutan dan lahan menjadi terhambat dengan kondisi panas hingga 37 derajat celcius yang terjadi di Sumatra Selatan. Hal ini terjadi diakibatkan pertumbuhan awan sangat minim sehingga sinar Matahari terdampak langsung ke bumi.

Baca Juga: Hutan Kota Srengseng di Kembangan, Jakarta Barat Bisa Jadi Pilihan Warga untuk Jalan Kaki di Suasana Alam Asri

"Kebakaran juga dikarenakan kondisi bahan bakar, seperti ranting, daun, dan lainnya ini mengalami kekeringan karena beberapa hari kemarin sempat panas menyengat," jelasnya.

Ia mengatakan, untuk kondisi hari ini di dua lokasi kebakaran sempat diguyur hujan. Kondisi ini dinilai cukup membantu dalam penanganan karhutla.

Kemudian, beberapa helikopter Water Boombing yang sebelumnya melakukan pemadaman udara terpaksa ditarik mundur ke Lanud Sri Mulyono Herlambang. Hal ini dilakukan karena perubahan cuaca yang terjadi.

Baca Juga: Banten Undang Investor Untuk Garap Taman Hutan Sampai Kawasan Ekonomi Khusus

"Beberapa helikopter ditarik mundur karena terhalang cuaca untuk pemadaman," kata Ferdian.

BPPIKHL Wilayah Sumatra mencatat luasan karhutla di Sumsel selama periode Januari-September 2024 mencapai 9.697 hektare.

Karhutla terbanyak terjadi di lahan mineral yang luasnya mencapai 6.382 hektare. Sisanya terjadi di lahan gambut seluas 3.316 hektare.***

Berita Terkait