Seniman Asal Aceh Nur Fauzi Hidupkan Seni Bela Diri Betawi
- Penulis : Abriyanto
- Selasa, 22 Oktober 2024 13:55 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Seniman asal Aceh M Nur Fauzi berkolaborasi Gudskul Ekosistem menghidupkan seni bela diri Betawi melalui karya gambar Tapak Jejeg, Jurus Keset Bacok, dan Jurus Sikut Maen Pukul yang dipamerkan di Jakarta Biennale 2024.
Melalui karyanya ini, Fauzi menggambarkan jurus-jurus seni bela diri Betawi yang dikenal dengan istilah “maen pukul', sekaligus membuka dialog tentang cara seni dapat berperan dalam menjaga identitas budaya.
“Karya ini adalah cara saya untuk membantu melestarikan seni bela diri Betawi agar tidak hilang ditelan perkembangan zaman," kata Fauzi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa 22 Oktober 2024.
Dia memakai gambar sebagai cara untuk memudahkan masyarakat dalam memahaminya.
Dengan teknik drawing pen on paper yang dikombinasikan dengan augmented realty, Fauzi mendokumentasikan secara visual warisan budaya yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi lain di Kampung Bengek, Jagakarsa.
Menurutnya, jurus Tapak Jejeg, Keset Bacok, dan Sikut Maen Pukul ialah visualisasi dari semangat menjaga warisan budaya lokal di tengah modernisasi yang semakin kuat.
Karya Fauzi dan Gudskul Ekosistem ialah buah dari residensi Baku Konek, sebuah program yang dipelopori oleh ruangrupa dan Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) melalui Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya.
Program ini memberi kesempatan bagi seniman dari berbagai daerah di Indonesia untuk saling berkolaborasi, berbagi pengalaman dan menciptakan karya baru yang berakar pada konteks lokal masing-masing.
Selain karya Fauzi, ada 17 karya seniman lain yang tergabung dalam Program Baku Konek 2024.
Kolaborasi kreatif dalam Program Residensi Baku Konek ini dipamerkan dalam merayakan 50 tahun Jakarta Biennale sejak 1 Oktober sampai 15 November 2024 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.
Di sini, karya-karya yang dipamerkan menjadi cerminan dari kompleksitas Indonesia yang kaya budaya, sekaligus tantangan ekologis masyarakat di seluruh nusantara. ***