Timnas Indonesia "Dikerjain" Wasit Al-Kaf saat Lawan Bahrain, Coach Justin Ungkap Motifnya
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Jumat, 11 Oktober 2024 18:07 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pengamat sepak bola Justinus Lhaksana alias Coach Justin memaparkan sebab Indonesia "dikerjain" oleh wasit asal Oman, Ahmed Al-Kaf, yang memimpin laga kontra Bahrain di Stadion Nasional Bahrain, Riffa pada Kamis, 10 Oktober 2024 kemarin.
Pada laga ketiga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C itu, kepemimpinan Al-Kaf banyak disorot setelah menambah lebih dari tiga menit tambahan waktu babak kedua yang sesuai pengumuman dari wasit keempat hanya enam menit.
Karenanya, Tim Indonesia yang hampir mendapatkan kemenangan dengan skor 2-1, harus puas kehilangan dua poin setelah Bahrain mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-90+9.
Baca Juga: Shin Tae Yong Pastikan Maarten Paes Bermain Melawan Bahrain
"FIFA memberikan ekstra jatah negara Asia untuk masuk Piala Dunia sebanyak 8+1. Negara-negara papan atas itu sudah langganan, gak bisa dikerjain. Saudi, Iran, Korea, Jepang, itu susah dikerjain," jelas Coach Justin melalui unggahan video di akun Instagram miliknya, Jumat, 11 Oktober 2024.
"Sekarang mereka mau sisa jatah ini untuk negara-negara mereka sendiri. Jadi negara yang baru bangkit atau bisa menyaingi atau bisa melebihi negara mereka akan dikerjain," sambungnya.
Coach Justin mengatakan negara lain dari Asia Tenggara dan Asia Timur tidak boleh ke Piala Dunia.
Baca Juga: Inilah Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Melawan Bahrain
"Hanya negara-negara mereka, di samping lima sampai enam yang sudah jadi langganan," lanjutnya.
Ia pun berharap dengan situasi tak menguntungkan ini, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dipimpin Erick Thohir melayangkan protes keras kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan juga induk sepak bola dunia (FIFA).
Sepak bola memang tentang menang dan kalah. Namun, jika kalah dengan cara seperti ini, menurutnya sangat tidak bisa diterima.
"Gue harap PSSI, melalui pak Erick langsung tanda tangan melakukan protes keras. This is not acceptable," jelasnya.