DECEMBER 9, 2022
Kolom

Menggugah Kesadaran Sejak Dini: Pentingnya Aktivisme di Kalangan Pelajar

image
Ilustrasi- lukisan dibuat melalui bantuan artificial intelligence yang menggambarkan aktivisme di kalangan pelajar. (OrbitIndonesia/kiriman)

Oleh Putri Aisyah Nurul Iman*

ORBITINDONESIA.COM - Menjadi aktivis sejak masa sekolah adalah langkah penting yang dapat membentuk karakter dan pandangan hidup seseorang.

Di era informasi yang begitu cepat seperti sekarang ini, ketika isu-isu sosial, politik, dan lingkungan sering menjadi topik hangat, peran aktivis dari kalangan pelajar semakin krusial.

Baca Juga: LSI Denny JA: Berita dan Unggahan tentang Isu Judi di Media Online Maupun Sosial, 3,6 Persennya Bersentimen Positif

Aktivisme tidak hanya berkaitan dengan aksi langsung, tetapi juga meliputi peningkatan kesadaran, edukasi, dan keterlibatan dalam isu-isu yang memengaruhi masyarakat luas.

Ada beberapa alasan mengapa menjadi aktivis sejak usia pelajar sangatlah penting.

Pertama, menjadi aktivis membantu pelajar mengembangkan empati dan kepedulian terhadap sesama.

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Kisah Cinta Tanah Air di Dalam Film Eksil

Masa sekolah adalah periode di mana individu mulai memahami dan merasakan berbagai masalah yang ada di sekitar mereka.

Melalui kegiatan sosial, pelajar dapat melihat langsung bagaimana kehidupan orang lain, memahami tantangan yang mereka hadapi, serta belajar merasakan kepedihan dan kebahagiaan orang lain.

Ini membantu membangun karakter yang lebih baik dan menjadikan mereka individu yang lebih peka terhadap isu-isu sosial.

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Dibatalkannya RUU Pilkada dan Pentingnya Kompetisi Politik

Kedua, aktivisme memberikan pelajar kesempatan untuk belajar tentang tanggung jawab sosial. Setiap individu memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Dengan terlibat dalam kegiatan sosial, pelajar belajar tentang pentingnya mengambil tindakan untuk menciptakan perubahan.

Mereka akan menyadari bahwa suara mereka memiliki kekuatan, dan bahwa tindakan kecil sekalipun dapat berdampak besar.

Baca Juga: Inilah Pandangan Denny JA Tentang RUU Pilkada, Putusan MK, Kompetisi Politik, dan Tiga Berkah Proklamasi

Bergabung dalam gerakan sosial juga mengajarkan mereka tentang kerja sama, kolaborasi, dan kepemimpinan.

Ketiga, aktivisme memperluas wawasan pelajar tentang dunia luar. Dalam proses menjadi aktivis, pelajar sering terpapar pada berbagai informasi dan perspektif yang berbeda.

Mereka akan belajar tentang berbagai isu, seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, pendidikan, dan kesehatan.

Baca Juga: Imajinasi Faktual dalam Lukisan Denny JA

Dengan pemahaman ini, pelajar akan lebih siap untuk berkontribusi dalam diskusi dan pengambilan keputusan di masa depan.

Pengetahuan yang mereka dapat selama menjadi aktivis juga bisa dijadikan bekal ketika melanjutkan pendidikan atau memasuki dunia kerja.

Keempat, menjadi aktivis sejak pelajar memungkinkan terbentuknya jaringan sosial yang kuat.

Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Kesaksian Penulis

Aktivisme biasanya melibatkan banyak orang dari berbagai latar belakang yang memiliki tujuan bersama.

Dalam proses ini, pelajar akan bertemu teman-teman baru, mentor, dan pemimpin komunitas yang dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan dan pengetahuan.

Jaringan ini sangat berharga, baik untuk pengembangan pribadi maupun profesional. Koneksi yang dibangun selama masa sekolah bisa menjadi landasan yang kokoh untuk karir di masa depan.

Baca Juga: Denny JA: SATUPENA Merayakan Kemerdekaan Indonesia dengan Menulis Buku Bersama 40 Penulis dari Sumatra Sampai Papua

Selain itu, aktivisme juga mengajarkan pelajar tentang pentingnya ketahanan dan keberanian. Memperjuangkan sebuah tujuan sering kali tidak mudah. Ada tantangan, penolakan, dan berbagai rintangan yang harus dihadapi.

Melalui pengalaman ini, pelajar belajar untuk tidak menyerah dan tetap berjuang meskipun situasi sulit.

Mereka akan memahami bahwa perubahan membutuhkan waktu dan usaha, dan bahwa keberanian untuk berdiri teguh meski ada risiko adalah kualitas yang sangat berharga.

Baca Juga: Hilangnya Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 dan Kisah 4 Presiden Menurut Analisis Denny JA

Dalam konteks global saat ini, isu-isu yang dihadapi dunia sangat kompleks dan saling terkait.

Pelajar yang terlibat dalam aktivisme dapat membantu menciptakan kesadaran akan masalah-masalah tersebut di kalangan teman sebaya dan masyarakat. Misalnya, gerakan melawan perubahan iklim yang diprakarsai oleh pelajar telah menarik perhatian dunia dan menginspirasi banyak orang untuk berpartisipasi dalam aksi penyelamatan lingkungan.

Ketika pelajar bersatu dan menyuarakan pendapat mereka, mereka dapat memengaruhi kebijakan publik dan mendorong perubahan yang lebih baik.

Baca Juga: Denny JA: Selamat Datang Era Kreativitas Bersama Artificial Intelligence, Perlunya Forum Kreator Era AI

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa menjadi aktivis juga memiliki tantangan tersendiri. Terkadang, suara pelajar tidak didengar secara serius oleh para pengambil keputusan. Ada kalanya perjuangan mereka dianggap tidak penting atau diremehkan.

Oleh karena itu, penting bagi pelajar untuk tetap konsisten dan tidak kehilangan semangat. Mereka harus terus belajar, berbagi informasi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat suara mereka.

Sebagai pelajar, menjadi aktivis adalah pilihan yang bisa menjadi pintu gerbang menuju masa depan yang lebih cerah. Mereka memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan di masyarakat dan berperan aktif dalam menciptakan dunia yang lebih baik.

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Belajar Keberagaman dari Sayyidina Ali

Melalui pendidikan dan pengetahuan yang mereka peroleh, pelajar dapat menginspirasi generasi lain untuk ikut serta dalam aktivitas sosial yang positif.

Pentingnya menjadi aktivis sejak pelajar tidak hanya berdampak pada individu itu sendiri, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan.

Ketika semakin banyak pelajar yang terlibat dalam aktivitas sosial, akan ada lebih banyak suara yang mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat. Ini dapat menciptakan iklim sosial yang lebih inklusif dan adil.

Di zaman yang serba cepat ini, pelajar harus mampu menjadi pendorong perubahan, bukan hanya penonton. Dengan memahami bahwa setiap tindakan kecil dapat berkontribusi pada perubahan besar, mereka dapat mendorong diri mereka sendiri dan orang lain untuk terlibat dalam aktivisme.

Oleh karena itu, mari kita dukung generasi muda kita untuk menjadi aktivis yang peduli, peka, dan berani bersuara, karena di tangan merekalah masa depan kita akan ditentukan. ***

*Penulis ialah murid dan santri Planet Nufo Rembang dan pegiat SATUPENA Kabupaten Blora, Jawa Tengah

Berita Terkait