Energi Fosil Versus Energi Terbarukan: Sisi Ekonomi dari Gerakan Ekologi dan Green Religions
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 18 Agustus 2024 11:29 WIB
Oleh: Denny JA
ORBITINDONESIA.COM - Perdebatan antara energi terbarukan versus energi fosil akan berakhir ketika ditemukan teknologi baru.
Sisi filosofi dan dimensi praktis dari dua kubu itu, yang mengharuskan segera berpindah ke energi terbarukan versus yang masih nyaman dengan energi fosil, akan selesai dengan hitung-hitungan efisiensi yang dibawa teknologi baru.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Mundurnya Joe Biden dan Kemungkinan Presiden Perempuan Pertama di Amerika Serikat
Kita menanti datangnya teknologi yang memungkinkan produksi energi terbarukan justru jauh lebih murah dan lebih efisien dibandingkan dengan yang menggunakan energi fosil.
Sejarah perilaku kekuatan ekonomi dan politik besar dunia mengajarkan hal yang esensial. Kekuatan besar politik dan ekonomi bergerak sering kali bukan karena doktrin filosofis atau kebijakan publik. Mereka bergerak memilih satu solusi karena pilihan itu jauh lebih murah dan efisien secara ekonomi.
Berita baiknya perkembangan teknologi perlahan-lahan menuju ke arah tersebut. Saya membaca berita teknologi yang dapat menghasilkan energi terbarukan kini berbiaya yang semakin murah.
Baca Juga: ORASI DENNY JA: Katakan dengan Lukisan
Per unit energi yang dihasilkannya bahkan lebih murah dibandingkan berdasarkan energi fosil. Hanya saja, biaya awal untuk membangun teknologi energi terbarukan tersebut masih mahal.
-000-
Sebuah berita berasal dari media Katolik EarthBeat, Mei 2021. (1) Berita itu menyebutkan sebanyak 250 institusi Katolik yang pro-lingkungan hidup tidak lagi HANYA berkampanye dengan gagasan dan filosofi. Mereka lebih powerfull karena juga melakukan kampanye ekologi melalui gerakan ekonomi.
Mereka kerjakan DIVESTASI. Yakni, mereka menarik semua investasi mereka dari industri yang bergantung pada fosil.