DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Dokter Firdaus Yamani Beberkan Karakteristik Orang yang Keracunan Buah Kecubung, Seperti Halusinasi

image
Arsip foto - Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tabalong AKBP Tukiman menunjukkan tanaman kecubung yang ditemukan Desa Catur Karya, Kecamatan Haruai, Tabalong, Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-BNNK Tabalong)

ORBITINDONESIA.COM - Psikiater Konsultan Adiksi Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Dokter Firdaus Yamani membeberkan sejumlah karakteristik orang yang mengalami intoksikasi atau keracunan buah kecubung, seperti halusinasi

“Gejala intoksikasi kecubung biasanya terjadi 30- 60 menit setelah tertelan dan dapat berlanjut hingga 24-48 jam setelahnya,” kata Firdaus Yamani diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Jumat, 19 Juli 2024.

Firdaus Yamani mengatakan, karakteristik pertama keracunan kecubung dapat terlihat dari cara bicara yang cenderung meracau. Penderita tersebut juga mengalami halusinasi penglihatan.

Baca Juga: Waspada! Modus Baru Perampokan Mulai Marak di Indonesia, Pelaku Pakai Kecubung, Inilah Efek Bahayanya

Tanda berikutnya adalah kulit, mukosa pada saluran pencernaan atas serta saluran pernapasan penderita keracunan kecubung menjadi kering.

Orang tersebut juga akan mengalami pelebaran pupil (midriasis), konstipasi, fotofobia serta hiper atau hipotensi. Pada tanda lainnya, tubuh akan menjadi panas dan mengalami bradikadia atau takikardia.

“Irama jantungnya jadi tidak teratur dan merasa gelisah. Bisa disertai disorientasi atau kebingungan, kejang, retensi urine dan depresi pada sistem pernapasan,” ujar Firdaus.

Baca Juga: Herbathos: Studi Tunjukkan Anak Muda Apresiasi Jamu sebagai Gaya Hidup Alami dan Warisan Budaya

Kecubung merupakan tanaman perdu yang banyak tumbuh di negara dengan iklim tropis dan sub-tropis, termasuk Indonesia. Tanaman itu punya efek halusinogenik yang mengandung senvawa alkaloid tropan, seperti atropin, skopolamin, dan hiosiamin.

Efek kecubung bisa berlangsung hingga satu minggu, kata Firdaus, dan konsumsi kecubung dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan otak yang lebih berat dan penurunan fungsi kognitif.

"Kalau berkali-kali, itu (konsumsi kecubung) bisa menyebabkan kerusakan pada otak yang lebih berat sehingga mereka mengalami gangguan jiwa yang halusinasinya berkepanjangan, perilaku kacau dan fungsi kognitifnya menurun,” ucap Firdaus.

Baca Juga: Ketua DPR RI Puan Maharani Dukung Jamu Sebagai Ciri Khas Indonesia Terus Dilestarikan

Efek halusinasi dan potensi penyalahgunaan membuat kecubung tidak lagi digunakan sebagai obat tradisional. 

Diwawancara terpisah pada Senin, 15 Juli 2024, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) menyatakan kecubung digolongkan sebagai tanaman beracun. Dulu, kecubung digunakan untuk menambah stamina atau meredakan nyeri.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait