DECEMBER 9, 2022
Buku

Jalan Hidup Jurnalisme: Buku tentang Kebebasan Pers Indonesia Karya Sasmito Madrim, AJI Indonesia

image
Jalan Hidup Jurnalisme: Buku tentang Kebebasan Pers Indonesia Karya Sasmito Madrim, AJI Indonesia (Foto: AJI)

ORBITINDONESIA.COM - Buku tentang jurnalisme dan kebebasan pers di Indonesia ini ditulis oleh Sasmito Madrim, jurnalis yang memiliki pengalaman advokasi saat menjadi Koordinator Bidang Advokasi AJI Indonesia dan Ketua Umum AJI Indonesia.

Sasmito Madrim berharap, buku yang diterbitkan AJI Indonesia (2024) ini bisa menjadi satu dari banyak referensi bacaan tentang advokasi kebebasan pers di Indonesia pada periode 2017-2022. Khususnya bagi anggota AJI dan masyarakat pers.

Menurut Sasmito Madrim, banyak sumber pengetahuan yang bisa diunduh dari pengalaman advokasi yang dilakukan Pengurus Nasional AJI, AJI Kota, maupun organisasi pers lainnya.

Baca Juga: Berikut Sejarah Lahirnya Hari Kebebasan Pers Sedunia yang Diperingati Setiap Tanggal 3 Mei

Ada sejumlah kemenangan-kemenangan kecil yang diperoleh AJI. Beberapa di antaranya adalah advokasi kasus Nurhadi, kasus Nurkholis Lamau, kemenangan gugatan pemblokiran internet di Papua, hingga advokasi kebijakan pasal-pasal berita bohong ke Mahkamah Konstitusi.

Tapi tidak sedikit pula advokasi kebebasan pers yang jalan di tempat dengan berbagai sebab. Salah satunya faktornya adalah aparat penegak hukum yang tidak profesional.

Pemerintah dan lembaga negara juga seperti tidak pernah berhenti untuk berupaya membuat berbagai regulasi yang dapat mengancam kebebasan pers.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Akan Umumkan Sanksi dan Larangan Visa Bagi Pelanggar Kebebasan Pers di Dunia

Sehingga komunitas pers seperti dipaksa bekerja dua kali lebih keras, yakni menjadi watchdog bagi kepentingan publik melalui pemberitaannya dan juga menghadang berbagai regulasi yang tidak pro-kemerdekaan pers melalui advokasi bersama.

Situasi ini yang terkadang membuat komunitas pers dan masyarakat sipil pesimistis terhadap masa depan kebebasan pers, serta demokrasi di Indonesia.

Pengalaman advokasi yang dilakukan AJI mengingatkan bahwa perjuangan untuk menegakkan kebebasan pers dan demokrasi merupakan pekerjaan yang akan terus ada sepanjang masa. Setiap masa memiliki tantangan dan masalah yang berbeda dengan era sebelumnya.

Baca Juga: PBB Kecam Pelanggaran Kebebasan Pers oleh Israel Terkait Penutupan Kantor Lokal Al Jazeera di Yerusalem

Karena itu, pejuang kebebasan pers dan demokrasi harus memiliki napas panjang dan tidak terjebak dalam sikap pesimistis.

Halaman:
1
2
Sumber: AJI Indonesia

Berita Terkait