Dirut Arsal Ismail: PT Bukit Asam Setor Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp4,2 Triliun ke Kas Negara pada 2023
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 04 Juni 2024 08:58 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Direktur Utama PT Bukit Asam, Arsal Ismail menyebut perusahaan yang dipimpinnya pada 2023 menyetor penerimaan negara bukan pajak atau PNBP sebesar Rp4,2 triliun ke kas negara.
“Penerimaan negara yang kami setorkan itu dari pajak sebesar Rp3,4 triliun dan yang non-pajaknya (PNBP) Rp4,2 triliun,” kata Arsal Ismail saat RDP dengan Komisi VI DPR, yang dilansir dari laman Youtube Komisi VI DPR RI Channel di Jakarta, Kamis, 30 Mei 2024.
Arsal Ismail mengungkapkan, total produksi batu bara pada tahun 2023 tercatat sebesar 41,94 juta ton, meningkat 12,94 persen dibandingkan tahun 2022.
Baca Juga: Siaga Karhutla di Kalimantan, BPBD Tapin: Titik Rawan Ada di Area Lubang Tambang Batu Bara
Begitu pula untuk volume angkutan batu bara juga mengalami peningkatan di tahun 2023. Total volume angkutan batu bara tercatat mencapai 32,42 juta ton, meningkat 13 persen dibandingkan tahun 2022.
Sementara dari sisi penjualan batu bara sepanjang tahun 2023, lanjutnya, perusahaan telah menetapkan dengan total volume sebesar 36,97 juta ton. Penjualan sebesar itu naik 17 persen dibandingkan tahun 2022.
“Untuk kinerja laba rugi, kami sampaikan bahwa sepanjang tahun 2023 perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp38,49 triliun. Ini mengalami penurunan sebesar Rp4,16 triliun atau 9,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp42,65 triliun,” ujar Arsal.
Dia menjelaskan, penurunan pendapatan seiring dengan melemahnya harga batu bara dunia. Kondisi ini menjadi faktor utama yang mendorong penurunan kinerja pendapatan di tahun 2023.
“Untuk laba tahun berjalan di 2023 yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas tercatat sebesar Rp6,11 triliun. Ini mengalami penurunan sekitar Rp6,46 triliun atau 51,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp12,57 triliun,” jelasnya.
Ia menyebutkan, secara rasio laba bersih terhadap pendapatan usaha tahun 2023 adalah 15,86 persen. Data itu juga menurun jika dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 29,47 persen.
Sementara itu, dari sisi total aset perusahaan per 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp38,77 triliun, mengalami penurunan sebesar Rp6,59 triliun atau 14,54 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp45,36 triliun.