DECEMBER 9, 2022
Nasional

Presiden Jokowi: Pancasila Pembebas Bangsa Indonesia dari Ketergantungan Terhadap Pihak Asing

image
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo menyampaikan amanah saat memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Dumai, Riau, Sabtu, 1 Juni 2024. ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga

ORBITINDONESIA.COM - Presiden Joko Widodo menekankan kehadiran Pancasila merupakan pembebas bangsa Indonesia dari ketergantungan terhadap pihak asing.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam amanatnya selaku inspektur upacara saat memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Dumai, Riau, Sabtu, 1 Juni 2024.

“Kita harapkan kehadiran Pancasila sebagai pembebas dari ketergantungan kita pada pihak asing,” kata Presiden Jokowi sebagaimana disaksikan melalui tayangan langsung YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta.

Baca Juga: Rektor Nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno Bantah Pelecehan Seksual

Dia mengatakan, bangsa Indonesia patut bersyukur karena Indonesia tetap kokoh, stabil, bersatu padu, dan tumbuh ekonominya di tengah gempuran dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan dilanda berbagai krisis.

Dalam geopolitik yang penuh ketegangan dan rivalitas, Kepala Negara meminta seluruh bangsa Indonesia untuk selalu optimis karena memiliki Pancasila yang memadu arah bangsa.

“Karena kita punya modal sosial dan modal budaya yang kokoh, karena kita punya sumber daya manusia dan kita punya sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu, kita harus terus perkokoh kemandirian bangsa dan berdikari dalam ekonomi,” jelasnya.

Baca Juga: Alumni Universitas Indonesia Garda Pancasila, AUIGP Dukung DPR RI Gunakan Hak Angket

Dia menekankan, Indonesia konsisten dengan politik bebas aktif, memperjuangkan kemerdekaan semua bangsa, termasuk kemerdekaan bangsa Palestina dan memperjuangkan perdamaian dunia.

Joko Widodo menyampaikan peran Indonesia dalam politik internasional juga semakin kokoh, di mana Indonesia telah berhasil menjadi pemimpin G20, Ketua ASEAN yang sukses dan terus akan berkontribusi pada dunia, termasuk melalui penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (WWF) yang baru saja diselenggarakan.

“Keaktifan dalam dunia internasional tidak menyurutkan perjuangan kita untuk berdikari dalam bidang ekonomi. Kita terus perjuangkan kemandirian ekonomi, termasuk melalui industrialisasi di dalam negeri dan melalui hilirisasi di berbagai sektor,” jelasnya.

Baca Juga: Dosen FHUI Fernando Manullang Menguji Teori Hans Kelsen Dalam Kaitan Keberadaan Pancasila

Jokowi menegaskan kekayaan negara harus dijamin sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat, dan Indonesia juga harus aktif mengambil alih kembali aset-aset strategis bangsa untuk dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.

Oleh karena itu, ia menyampaikan, kehadiran Pancasila dapat menjadi pembebas dari ketergantungan asing.

Presiden menyampaikan, aset strategis bangsa yang sudah berhasil diambil alih salah satunya adalah Blok Rokan di Riau.

Baca Juga: Kepala BPIP Yudian Wahyudi Jelaskan Perbedaan Pendidikan Pancasila dan PPKN

“Setelah saham mayoritas Freeport kita ambil alih, kemudian kita ambil alih Blok Rokan ini di Dumai, yang merupakan blok migas paling produktif dalam sejarah perminyakan Indonesia, yang sudah dikelola perusahaan asing Caltex dan Chevron selama 97 tahun,” tegasnya.

Dia mengatakan, mendapat laporan bahwa produksi di Blok Rokan saat ini sudah mencapai 162.000 barel per hari atau lebih tinggi dari saat dikelola oleh Caltex maupun Chevron dan merupakan 25 persen dari seluruh produksi nasional Indonesia.

“Blok Rokan ini adalah blok paling besar. Freeport dan Blok Rokan hanyalah sedikit contoh dari semangat dan upaya kita untuk kedaulatan politik dan kemandirian ekonomi untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan nyata, membangun ekonomi yang berpihak pada kepentingan nasional berdiri di atas kekuatan kita sendiri,” jelasnya.

Baca Juga: Taufan Hunneman: Aktualisasi Ekonomi Pancasila dan Kesejahteraan Rakyat

Pada kegiatan upacara tersebut, Presiden hadir sebagai inspektur upacara dengan mengenakan pakaian adat Teluk Belange dengan bawahan celana panjang dan kain songket, serta mengenakan penutup kepala tanjak.

Presiden tampil menggunakan selendang warna kuning dan ikat pinggang kuning. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait