DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Para Perempuan di Berbagai Kampung yang Berjuang Memupus Stunting di Papua

image
Siswa siswi PAUD Biak Numfor menunggu pembagian makanan sehat tambahan dari Tim Penggerak PKK Biak dan Bunda PAUD untuk mencegah stunting. ANTARA/Muhsidin

ORBITINDONESIA.COM - Pengetahuan tentang stunting dan kesehatan reproduksi harus dimiliki kaum perempuan asli Papua, terutama bagi mereka yang hidup di berbagai kampung.

Karena, kasus stunting anak di lingkungan keluarga, antara lain, disebabkan kurangnya pengetahuan kaum perempuan tentang  kesehatan. Termasuk kesehatan reproduksi, dan mengenai kebutuhan asupan gizi bagi anak sejak dalam kandungan.

Faktor lain adanya kasus stunting anak di lingkungan keluarga tertentu adalah karena masalah kemiskinan ekonomi rumah tangga, yang menyebabkan mereka tidak memiliki akses memadai untuk memperoleh sumber gizi.

Baca Juga: Gerak Cepat Polisi RW di Bondowoso, Begini Kondisi Balita Stunting yang Bikin Mengelus Dada

Kondisi itulah yang menjadi perhatian serius Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Johanna Nap. Ia hampir setiap hari melakukan edukasi kepada perempuan Papua di kampung-kampung hingga di wilayah Kepulauan Padaido/Aimando sampai Kepulauan Numfor.

Kehadirannya di tengah masyarakat untuk mengedukasi tentang pencegahan stunting dan kesehatan reproduksi perempuan OAP di setiap kampung, kini mulai menampakkan hasil. Ada kesadaran di kalangan warga akan pentingnya kesehatan reproduksi dan pemberian asupan makanan bergizi bagi anak.

Kehadiran Johanna di berbagai kampung itu untuk melaksanakan misi besar Pemkab Biak Numfor untuk mengeliminasi kasus stunting anak hingga nol. Sebuah tantangan besar yang diyakini bisa ditaklukkan.

Baca Juga: Fakta Kasus Stunting di Jember Tertinggi di Jatim, Sampai Bikin Reza Rahardian Tertarik Membantu

Meskipun kasus stunting di Kabupaten Biak Numfor terus menurun, tetaplah diperlukan intervensi lanjutan untuk memangkas hingga serendah mungkin.

Pada tahun 2021, kasus stunting tercatat 34 persen, lalu pada 2022 turun menjadi 27 persen, dan hingga akhir Desember 2023 tinggal 6,1 persen atau kurang lebih 300 kasus stunting anak di Biak Numfor.

Berbagai kebijakan strategis dilakukan pemerintah daerah melalui DP3AKB untuk menurunkan angka stunting anak hingga nol kasus.

Baca Juga: Intervensi Gizi Spesifik yang Tepat Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia

Sejak dilantik menjadi Kepala DP3AKB pada Desember 2022, Johanna memang fokus memerangi kasus stunting tanpa harus mengabaikan masalah kesehatan lain yang harus diatasi. Pemkab Biak Numfor memang berharap banyak bahwa di tangan Johanna kasus stunting bisa menurun drastis.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait