DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Sopia Melisa Serontou, Pejuang Bahari dari Teluk Tanah Merah Papua

image
Direktur Papua Diving Academy Sopia Melisa Serontou ketika menanam terumbuh karang dalam rangka menyelamatkan kawasan bahari teluk Tanah Merah dari kerusakan yang diakibatkan oleh ‘bom ikan’. (ANTARA/HO-Dok Papua Diving Academy)

ORBITINDONESIA.COM - Sopia Melisa Serontou, namanya mungkin tidak terkenal seperti Profesor Yohana Yembise yang pernah menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada kepemimpinan Presiden Joko widodo periode 2014-2019.

Nama Sopia Melisa Serontou pasti tidak setenar Nowela Elisabeth Auparay yang menjadi juara pada ajang pencarian bakat tarik suara nasional Indonesian Idol.

Namun, kiprah Sopia Melisa Serontou perempuan kelahiran 5 Mei 1984 dari Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua, itu sangat memberikan inspirasi bagi generasi muda ‘kaum hawa’ di kampungnya.

Baca Juga: Abdul Hafid Yusuf: Indeks Kerukunan Beragama di Papua Tertinggi Kedua Setelah Nusa Tenggara Timur

Melalui Papua Diving Academy yang dirintis sejak 23 Februari 2019 , ia mampu membawa perubahan cara pandang warga kampungnya dalam mencari ikan.

Sopia, sapaan akrabnya, bersama puluhan anggota Papua Diving Academy yang rata-rata adalah pemuda-pemudi Kampung Tablasupa maupun kampung sekitar, sejak lima tahun terakhir berupaya menyelamatkan ekosistem laut yang hancur akibat ‘bom ikan’ yang digunakakan masyarakat sekitar dalam menangkap ikan.

Dengan kerja sama antara Papua Diving Academy dengan Non Gevertmental Organization (NGO) asal Belanda Hapin mereka mencoba membuat rumah baru bagi ikan dengan menanam terumbu karang buatan dari besi ke titik-titik tertentu yang rusak akibat ‘bom ikan’.

Baca Juga: Ketua KPU Papua Steve Dumbon: 36 TPS di Papua Akan Lakukan Pemungutan Suara Susulan Karena Cuaca

Penanaman terumbu karang buatan yang disebar di lokasi Pantai Kiti Kiyepa, Kampung Tablasupa, Distrik Depapre, sebanyak 20 rumah buatan untuk berkembang biaknya berbagai jenis ikan di wilayah itu.

“Memang biayanya mahal untuk membuat satu terumbu karang, sehingga pembuatannya bertahap,” kata Sopia yang juga mantan Ketua Colsultan Desa Wisata Papua itu.

Selain penanaman terumbu  karang, Sopia dan anggotanya juga membersihkan sampah-sampah plastik di sepanjang Pantai Wisata Amai hingga ke Kiti Kiyepa. 

Baca Juga: Kisah dari Papua: Kegelisahan Isak Semuel Kijne dan Barnabas Suebu

Sampah plastik tidak hanya di darat, tetapi di laut juga banyak sehingga  sangat mengganggu keindahan pantai yang telah diwariskan nenek moyang.  Oleh karena itu,  wisatawan yang datang ke daerah ini juga bisa menjaga kebersihan pantai.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Antara

Berita Terkait