DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Banyak Habib di Indonesia Bukan Keturunan Nabi Muhammad SAW, Tetapi Keturunan Tukang Tipu

image
Ilustrasi Makkah tempat Nabi Muhammad SAW dulu. Banyak yang mengaku-aku sebagai habib atau keturunan Nabi.

ORBITINDONESIA.COM - Dengan menumpang kemuliaan Nabi Muhammad SAW, banyak orang-orang yang mengaku keturunan beliau mengambil keuntungan untuk mendapatkan kemuliaan dari sebagian umat Islam. 

Mereka menganggap keturunan Nabi Muhammad SAW yang bergelar Syarif dan Sayyid atau Habaib sebagai orang yang mulia yang lebih unggul dari orang lainnya.

Bahkan pada masa imperium Ottoman di Turki, banyak orang dari Timur Tengah yang pada saat itu masih miskin lalu bermigrasi dan menetap serta berusaha di Turki, kemudian membeli atau memalsukan identitasnya dan mengaku keturunan Nabi Muhammad SAW untuk mendapatkan gelar Sayyid, agar memperoleh keringanan pajak dari kekhalifahan Ottoman.

Baca Juga: Penyuluh Chabib Susanto dari Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Blusukan Beri Penyuluhan Hukum di Kelurahan Senen

Seorang peneliti dan penulis di zaman Hindia Belanda, yakni L. W. C. van den Berg yang menulis hasil penelitian-nya tentang keturunan Arab di Indonesia mengatakan, di masa itu orang Arab bangsa Yaman waktu naik ke kapal Belanda yang eksodus ke Indonesia lalu mengganti nama mereka saat dicatat di atas kapal.

Sehingga kemungkinan adanya seseorang yang mengganti namanya menjadi seolah-olah keturunan Nabi Muhammad SAW, sangat bisa terjadi, karena pada saat itu belum dikenal kartu identitas.

Misalnya: pada saat itu ada seseorang yang bernama Umar Thoyib, kemudian ketika naik ke kapal mengganti nama menjadi Usman bin Yahya Shihab, yang kemudian berlanjut ke keturunannya.

Baca Juga: Yasonna H Laoly: Regulasi Golden Visa Selesai Bulan Juni Ini

Nah, identitas palsu ini terus berlanjut dibawa oleh keturunan mereka berikutnya. Sehingga keturunan orang Arab Yaman yang menggunakan identitas palsu Sayyid atau Habaib ini, merasa diri mereka keturunan Nabi Muhammad SAW.

(Catatan: Usman bin Yahya Shihab, karena jasanya membantu Belanda, maka diangkat menjadi Mufti di Batavia, dengan gaji 100 gulden/bulan, dan dapat lencana berbentuk Salib).

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait